Senin, 29 Desember 2014

Pembelajaran Aktif dan SETS




Pembelajaran Aktif dan SETS


Pengertian SETS (Science, Environment, Technology, and Society)
Sets adalah kepanjangan dari sains, lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Dasar pendekatan ini, setelah menggunakan pendekatan ini siswa akan memiliki kemampuan memandang suatu cara terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur, sehingga dapat diperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan. Urutan ringkasan pendekatan ini membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi (T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (S-kedua) diperukan pemikiran tentang berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Secara tidak langsung, hal ini menggambarkan arah pendekatan SETS yang relatif memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan (manusia).
Jadi, pendidikan SETS (Science, Environment, Technology, and Society), bukan pendidikan angan-angan atau di atas kertas saja, melainkan benar-benar membahas sesuatu yang nyata yaitu, bisa dipahami, dapat dilihat dan dibahas dan bisa dipecahkan jalan keluarnya. Dengan kata lain, pendekatan ini didefinisikan sebagai belajar dan mengajar mengenai sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Ini berarti bahwa peserta didik dalam pembelajarannya selain mempelajari teori tentang sains (ilmu pengetahuan) mereka juga menengok kehidupan nyata mereka yang berhubungan dengan teori yang dipelajari, sehingga akan berdampak positif dalam pemahaman peserta didik.
Maka, dengan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society), hasil pembelajaran diharapkan mampu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan kehidupan sebagai manusia pribadi, anggota masyarakat, warga negara, sehingga siap untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.
Adapun teori belajar yang digunakan dalam pendekatan SETS adalah konstruktivisme, behaviorisme, cognitive development, dan social cognitive.
Belajar berdasarkan konstruktivisme adalah “mengonstruk” pengetahuan. Belajar bermakna apabila peserta didik belajar mengkonstruksikan (membangun) pengetahuan, sikap, atau ketrampilannya sendiri.
Kegiatan konstruktivisme terlihat dalam pembelajaran dengan menggunakan SETS, peserta didik dituntut untuk bisa menghubungkaitkan antara unsur-unsur SETS. Ini bisa diawali dengan menggunakan contoh yang mereka alami sendiri atau yang mereka pahami mengenai kehidupan sehari-hari mereka.
Dengan adanya pemahaman itu mereka bisa mengkonstruk (membangun) pengetahuan yang baru, salah satunya adalah melalui interaksi, baik dengan pendidik maupun antar peserta didik.
Selain itu teori yang menjadi landasan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society), adalah cognitive development, atau sering diartikan dengan perkembangan kognitif. Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetika yaitu proses yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf.
Teori yang terakhir yang digunakan dalam pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) adalah teori behaviorisme. Menurut teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan pengalaman-pengalaman belajar.
Dalam menerapkan teori behaviorisme, yang terpenting adalah para guru, perancang pembelajaran, dan pengembang program-program pembelajaran harus memahami karakteristik peserta didik dan karakteristik lingkungan belajar agar tingkat keberhasilan peserta didik selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini adalah pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan spesifik supaya mudah dicapai dan diukur.
Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) menggunakan beberapa teori yang saling mendukung, sehingga terjadi keberhasilan dalam proses maupun hasil pembelajarannya.


Kelebihan diterapkan pendekatan SETS :
  1. Siswa memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan yang telah dimiliki.
  2. Melatih siswa peka terhadap masalah yang sedang berkembang di lingkungan mereka.
  3. Siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan dengan mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik. 
  4. Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif

Kelemahan diterapkan pendekatan SETS
  1. Siswa mengalami kesulitan dalam manghubungkaitkan antar unsur-unsur dalam pembelajaran.
  2. Membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran.
  3. Pendekatan SET hanya dapat diterapkan dikelas atas.
  4. Bagi guru yang tidak berwawasan luas kesulitan.
Penerapan Pendekatan SETS dalam pembelajaran.
Di dalam pembelajaran menggunakan pendekatan SETS siswa diminta menghubungkan antara unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah siswa menghubung kaitkan antara konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda berkenaan dengan konsep tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga kemungkinan siswa memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan maupun kekurangannya.

             Sumber          :Https://www.google.com/Pembelajaran aktif dan SETS




Tidak ada komentar:

Posting Komentar