Pembelajaran Aktif dan SETS
Pengertian
SETS (Science, Environment, Technology, and Society)
Sets adalah kepanjangan dari sains,
lingkungan, teknologi, dan masyarakat. Dasar pendekatan ini, setelah
menggunakan pendekatan ini siswa akan memiliki kemampuan memandang suatu cara
terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur, sehingga dapat diperoleh
pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan. Urutan ringkasan pendekatan
ini membawa pesan bahwa untuk menggunakan sains (S-pertama) ke bentuk teknologi
(T) dalam memenuhi kebutuhan masyarakat (S-kedua) diperukan pemikiran tentang
berbagai implikasinya pada lingkungan (E) secara fisik maupun mental. Secara
tidak langsung, hal ini menggambarkan arah pendekatan SETS yang relatif
memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan
(manusia).
Jadi, pendidikan SETS (Science,
Environment, Technology, and Society), bukan pendidikan angan-angan atau di
atas kertas saja, melainkan benar-benar membahas sesuatu yang nyata yaitu, bisa
dipahami, dapat dilihat dan dibahas dan bisa dipecahkan jalan keluarnya. Dengan
kata lain, pendekatan ini didefinisikan sebagai belajar dan mengajar mengenai
sains dan teknologi dalam konteks pengalaman manusia. Ini berarti bahwa peserta
didik dalam pembelajarannya selain mempelajari teori tentang sains (ilmu
pengetahuan) mereka juga menengok kehidupan nyata mereka yang berhubungan
dengan teori yang dipelajari, sehingga akan berdampak positif dalam pemahaman
peserta didik.
Maka, dengan pendekatan SETS
(Science, Environment, Technology, and Society), hasil pembelajaran diharapkan
mampu memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa dalam mengembangkan
kehidupan sebagai manusia pribadi, anggota masyarakat, warga negara, sehingga
siap untuk mengikuti pendidikan selanjutnya.
Adapun teori belajar yang digunakan
dalam pendekatan SETS adalah konstruktivisme, behaviorisme, cognitive
development, dan social cognitive.
Belajar berdasarkan konstruktivisme
adalah “mengonstruk” pengetahuan. Belajar bermakna apabila peserta didik
belajar mengkonstruksikan (membangun) pengetahuan, sikap, atau ketrampilannya
sendiri.
Kegiatan konstruktivisme terlihat
dalam pembelajaran dengan menggunakan SETS, peserta didik dituntut untuk bisa
menghubungkaitkan antara unsur-unsur SETS. Ini bisa diawali dengan menggunakan
contoh yang mereka alami sendiri atau yang mereka pahami mengenai kehidupan
sehari-hari mereka.
Dengan adanya pemahaman itu mereka
bisa mengkonstruk (membangun) pengetahuan yang baru, salah satunya adalah
melalui interaksi, baik dengan pendidik maupun antar peserta didik.
Selain itu teori yang menjadi
landasan pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society),
adalah cognitive development, atau sering diartikan dengan perkembangan
kognitif. Perkembangan kognitif merupakan suatu proses genetika yaitu proses
yang didasarkan atas mekanisme biologis yaitu perkembangan sistem syaraf.
Teori yang terakhir yang digunakan
dalam pendekatan SETS (Science, Environment, Technology, and Society) adalah
teori behaviorisme. Menurut teori behaviorisme, manusia sangat dipengaruhi oleh
kejadian-kejadian di dalam lingkungannya yang akan memberikan
pengalaman-pengalaman belajar.
Dalam menerapkan teori
behaviorisme, yang terpenting adalah para guru, perancang pembelajaran, dan
pengembang program-program pembelajaran harus memahami karakteristik peserta
didik dan karakteristik lingkungan belajar agar tingkat keberhasilan peserta
didik selama kegiatan pembelajaran dapat diketahui. Tuntutan dari teori ini
adalah pentingnya merumuskan tujuan pembelajaran secara jelas dan spesifik
supaya mudah dicapai dan diukur.
Dari penjelasan tersebut, dapat
disimpulkan bahwa pembelajaran dengan menggunakan pendekatan SETS (Science,
Environment, Technology, and Society) menggunakan beberapa teori yang saling
mendukung, sehingga terjadi keberhasilan dalam proses maupun hasil
pembelajarannya.
Kelebihan diterapkan pendekatan SETS :
- Siswa memiliki kemampuan memandang sesuatu secara terintegrasi dengan memperhatikan keempat unsur SETS, sehingga dapat memperoleh pemahaman yang lebih mendalam tentang pengetahuan yang telah dimiliki.
- Melatih siswa peka terhadap masalah yang sedang berkembang di lingkungan mereka.
- Siswa memiliki kepedulian terhadap lingkungan kehidupan atau sistem kehidupan dengan mengetahui sains, perkembangannya dan bagaimana perkembangan sains dapat mempengaruhi lingkungan, teknologi dan masyarakat secara timbal balik.
- Siswa menjadi lebih aktif dan kreatif
Kelemahan diterapkan pendekatan SETS
- Siswa mengalami kesulitan dalam manghubungkaitkan antar unsur-unsur dalam pembelajaran.
- Membutuhkan waktu yang lebih banyak dalam pembelajaran.
- Pendekatan SET hanya dapat diterapkan dikelas atas.
- Bagi guru yang tidak berwawasan luas kesulitan.
Penerapan
Pendekatan SETS dalam pembelajaran.
Di
dalam pembelajaran menggunakan pendekatan SETS siswa diminta menghubungkan
antara unsur SETS. Yang dimaksudkan adalah siswa menghubung kaitkan antara
konsep sains yang dipelajari dengan benda-benda berkenaan dengan konsep
tersebut pada unsur lain dalam SETS, sehingga kemungkinan siswa memperoleh
gambaran yang lebih jelas tentang keterkaitan konsep tersebut dengan unsur lain
dalam SETS, baik dalam bentuk kelebihan maupun kekurangannya.
Sumber :Https://www.google.com/Pembelajaran
aktif dan SETS
Tidak ada komentar:
Posting Komentar